PEMANFAATAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK ANAK USIA DINI
Oleh Trisna Atika
Dipresentasikan
dalam MK Sumber Belajar AUD
Peran guru
sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pendidikan untuk anak usia dini harus
mampu memberikan kemudahan
kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yang
terdapat dalam lingkungannya.
Seperti kita
ketahui bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang
kuat terhadap segala sesuatu serta memliki sikap berpetualang serta minat yang
kuat untuk mengobservasi lingkungan. Ia memiliki sikap petualang yang kuat.
Pengenalan terhadap lingkungan di sekitarnya merupakan pengalaman yang positif
untuk mengmbangkan minat keilmuan anak usia dini.
I.Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar
Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebgai bulatn yang melingkungi
(melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu
daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam
diantaranya ada istilah circle, area,
surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan
atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.
Lingkungan
sebagai sumber belajar dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar/di
sekeliling anak (makhluk hidup, benda mati, dan budaya manusia) yang dapat
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar dan pembelajaran secara lebih
optimal.
Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar di TK mengarahkan anak pada peristiwa dan
keadaan yang sebenarnya, keadaan alami sehingga lebih nyata, lebih aktual dan
kebenarannya lebih dipertanggung jawabka, manfaat nyata yang dapat diperoleh
dengan penggunaan lingkungan
II.Nilai-Nilai Lingkungan sebagai
Sumber Belajar
Lingkungan yang
ada di sekitar anak merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan
untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas bagi anak usia
dini.
1. Lingkungan
menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak.
Jumlah
sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun
pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
Sumber belajar lingkungan ini akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan
anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh empat dinding kelas. Selain itu
kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat mengalami secara langsung dan dapat
mengoptimalkan potensi panca inderanya untuk berkomunikasi dengan lingkungan
tersebut
2. Penggunaan
lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningfull learning) sebab anak
dihadapkan dengan keadaan dan situasi yang sebenarnya. Hal ini akan memenuhi
prinsip kekonkritan dalam belajar sebagai salah satu prinsip pendidikan anak
usia dini.
3. Penggunaan
lingkungan sebagai sumber belajar akan mendorong pada penghayatan nilai-nilai
atau aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya. Kesadaran akan pentingnya
lingkungan dalam kehidupan bisa mulai ditanamkan pada anak sejak dini, sehingga
setelah mereka dewasa kesadaran tersebut bisa tetap terpelihara.
4. Penggunaan
lingkungan dapat menarik bagi anak
Kegiatan
belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi anak sebab lingkungan menyediakan
sumber belajar yang sangat beragam dan banyak pilihan. Kegemaran belajar sejak
usia dini merupakan modal dasar yang sangat diperlukan dalam rangka penyiapan
masyarakat belajar (learning societes)
dan sumber daya manusia di masa mendatang.
5. Pemanfaatan
lingkungan menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning activities) yang lebih meningkat.
Penggunaan
cara atau metode yang bervariasi ini merupakan tuntutan dan kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam pendidikan untuk anak usia dini.Begitu banyaknya nilai dan
manfaat yang dapat diraih dari lingkungan sebagai sumber belajar dalam
pendidikan anak usia dini bahkan hampir semua tema kegiatan dapat dipelajari
dari lingkungan. Lingkungan merupakan
sumber belajar yang kaya dan menarik untuk anak-anak. Lingkungan mana pun bisa
menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak.
Jika
pada saat belajar di kelas anak diperkenalkan oleh guru mengenai binatang,
dengan memanfaatkan lingkungan anak akan dapat memperoleh pengalaman yang lebih
banyak lagi. Dalam pemanfaatan lingkungan tersebut guru dapat membawa
kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan di dalam ruangan kelas ke alam
terbuka dalam hal ini lingkungan. Namun jika guru menceritakan kisah tersebut
di dalam ruangan kelas, nuansa yang terjadi di dalam kelas tidak akan sealamiah
seperti halnya jika guru mengajak anak untuk memanfaatkan lingkungan.
6. Perkembangan
Fisik
Lingkungan sangat
berperan dalam merangsang pertumbuhan fisik anak, untuk mengembangkan
otot-ototnya. Anak memiliki kesempatan yang alami untuk berlari-lari, melompat,
berkejar-kejaran dengan temannya dan menggerakkan tubuhnya dengna cara-cara
yang tidak terbatas. Kegiatan ini sangat alami dan sangat bermanfaat dalam
mengembangkan aspek fisik anak.
Dengan
pemanfaatan lingkungan sebagai sumber beajarnya, anak-anak menjadi tahu
bagaimana tubuh mereka bekerja dan merasakan bagaimana rasanya pada saat mereka
memanjat pohon tertentu, berayun-ayun, merangkak melalui sebuah terowongan atau
berguling di dedaunan.
7. Perkembangan
aspek keterampilan sosial
Lingkungan
secara alami mendorong anak untuk berinteraksi dengan anak-anak yang lain
bahkan dengan orang-orang dewasa. Pada saat anak mengamati objek-objek tertentu
yang ada di lingkungan pasti dia ingin mencritakan hasil penemuannya dengan
yang lain. Supaya penemuannya diketahui oleh teman-temnannya anak tersebut
mencoba mendekati anak yang lain sehinga terjadilah proses interaksi/hubungan
yang harmonis.
Anak-anak
dapat membangun kterampilan sosialnya ketika mereka membuat perjanjian dengan
teman-temannya untuk bergantian dalam menggunakan alat-alat tertentu pada saat
mereka memainkan objek-objek yang ada di lingkungan tertentu. Melalui kegiatan
sepeti ini anak berteman dan saling menikmati suasana yang santai dan
menyenangkan.
8. Perkembangan
aspek emosi
Lingkungan
pada umumnya memberikan tantangan untuk dilalui oleh anak-anak. Pemanfaatannya
akan memungkinkan anak untuk mengembangkan rasa percaya diri yang positif.
Misalnya bila anak diajak ke sebuah taman yang terdapat beberapa pohon yang
memungkinkan untuk mereka panjat. Dengan memanjat pohon tersebut anak
mengembangkan aspek keberaniannya sebagai bagian dari pengembangan aspek
emosinya.
Rasa percaya diri
yang dimiliki oleh anak terhadap dirinya sendiri dan orang lain dikembangkan
melalui pengalaman hidup yang nyata. Lingkungan sendiri menyediakan fasilitas
bagi anak untuk mendapatkan pengalaman hidup yang nyata.
9. Perkembangan
intelektual
Anak-anak
belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda atau ide-ide. Lingkungan
menawarkan kepada guru kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep
seperti warna, angka, bentuk dan ukuran.
Memanfaatkan
lingkungan pada dasarnya adalah menjelaskan konsep-konsep tertentu secara
alami. Konsep warna yang diketahui dan dipahami anak di dalam kelas tentunya
akan semakin nyata apabila guru mengarahkan anak-anak untuk melihat konsep
warna secara nyata yang ada pada lingkungan sekitar.
Demikian
beberapa hal yang berkaitan dengan dampak pemanfaatan lingkungan terhadap
aspek-aspek perkembangan anak. Namun guru juga harus memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan dalam mengembangkan pembelajaran anak dengan
memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajarnya. Adapun sumber belajar itu antara lain :
·
Mengamati apa yang menarik bagi anak
Biasanya anak serius jika menemukan sesuatu
yang sangat menarik baginya. Bila guru melihat hal ini berilah bimbingan kepada
anak dengan cara menayakan apa yang sedang diamatinya.
Manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini
adalah anak dapat mengmbangkan kemampuan intelektualnya dengan mengetahui
berbagai benda yang diamatinya. Selain itu juga anak akan dapat mengembangkan
ketrampilan sosialnya yaitu dengan mengembangkan kemampuannya dengan
berinteraksi dengan orang dewasa dalam hal ini guru.
Upaya guru dengan mengamati apa yang menarik
bagi anak juga akan dapat mengembangkan emosi anak misalnya pada saat anak
mengungkapkan hal-hal yang menarik baginya, dia menunjukkan ekspresi yang
serius dan pandangan mata yang tajam. Kemampuan berbahsa anak juga akan semakin
meningkat jika guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya
mengungkapkan berbahasa anak, kosa katanya akan berkembang.
·
Perhatikan dan gunakan saat yang tepat untuk
mengajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
sebenarnya memberikan berbagai alternatif pendekatan dalam membelajarkan anak.
Hal tersebut disebabkan alternatif dan pilihan sumber belajarnya sangat banyak.
Dengan memanfaatkan lingkungan kegiatan belajar akan lebih berpusat pada anak.
- Tanyalah anak dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka.
Memberikan
pertanyaan kepada anak-anak mendorong mereka untuk menjelaskan mengenai
berbagai hal yang mereka alami dan mereka lihat. Pertanyaan yang bersifat
terbuka akan memacu anak untuk mengungkap berbagai hal yang diamatinya secara
bebas sesuai dengan kemampuan berbahasanya.
- Gunakan kosa kata yang beragam untuk menjelaskan hal-hal baru
Anak-anak
terkadang mengalami kekurangan perbendaharaan kata untuk menjelaskan apa yang
mereka lihat. Keterbatasan kosa kata yang terjadi pada anak harus dibantu oleh
guru sehingga tahap demi tahap kemampuan berbahasa dan perbendaharaan kosa
katanya akan semakin meningkat.
- Cobalah berskap lebih ingin tahu
Guru-guru
tidak selamanya mengetahui jawaban-jawaban atas peertanyaan anak-anak. Guru
yang mengetahui berbagai hal akan menumbuhkan keperecayaan anak kepadanya. Anak
merasa memiliki orang yang dapat dijadikannya tempat bertanya mengenai hal-hal
yang tidak dapat mereka pecahkan. Anak akan memiliki keyakinan yang tinggi
kepada guru yang mau membantunya dalam segala hal. Sebaliknya jika guru tidak
mengetahui banyak hal akan menimbulkan ketidakyakinan kepadanya karena setiap
mereka menanyakn sesuatu anak tidak mendapatkan jawaban yang jelas dan
memuaskan.
III.Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai
Sumber Belajar
Pada dasarnya
semua jenis lingkungan yang ada di sekitar anak dapat dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan kegiatan pendidikan untuk anak usia dini sepanjang relevan
dengan komptensi dasar dan hasil belajar yang bisa berupa lingkungan alam atau
lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan budaya atau buatan.
1.Lingkungan alam
Lingkungan alam
atau lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti sumber
daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan), tumbuh-tumbuhan dan hewan (flora
dan fauna), sungai, iklim, suhu, dan sebagainya.
Lingkungan alam
sifatnya relatif menetap, oleh karena itu jenis lingkungan ini akan lebih mudah
dikenal dan dipelajari oleh anak. Sesuai dengan kemampuannya, anak dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi dan dialami dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk juga proses terjadinya.
Dengan
mempelajari lingkungan alam ini diharapkan anak akan lebih memahami
gejala-gejala alam yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari, lebih dari itu
diharapkan juga dapat menumbuhkan kesadaran sejak awal untuk mencintai alam,
dan mungkin juga anak bisa turut berpartisipasi untuk menjaga dan memelihara
lingkungan alam.
2.Lingkungan sosial
Selain lingkungan
alam sebagaimana telah diuraikan di atas jenis lingkungan lain yang kaya akan
informasi bagi anak usia dini yaitu lingkungan sosial.
Hal-hal yang bisa
dipelajari oleh anak usia dini dalam kaitannya dengan pemanfaatan lingkungan
sosial sebagai sumber belajar ini misalnya:
- mengenal adat istiadat dan kebiasaan penduduk setempat di mana anak tinggal.
- mengenal jenis-jenis mata pencaharian penduduk di sektiar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal organisasi-organisasi sosial yang ada di masyarakat sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal kehidupan beragama yang dianut oleh penduduk sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal kebudayaan termasuk kesenian yang ada di sekitar tempat tinggal dan sekolah.
- Mengenal struktur pemerntahan setempat seperti RT, RW, desa atau kelurahan dan kecamatan.
Pemanfaatan
lingkungan sosial sebagai sumber belajar dalam kegiatan pendidikan untuk anak
usia dini sebaiknya dimulai dari lingkungan yang terkecil atau paling dekat
dengan anak.
3.Lingkungan budaya
Di samping lingkungan
budaya dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut
lingkungan budaya atau buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Anak dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek seperti
prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta
aspek lain yang berkenan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan
masyarakat pada umumnya.
Agar penggunaan
lingkungan ini efektif perlu disesuaikan dengan rencana kegiatan atau program
yang ada. Dengan begitu, maka lingkungan ini dapat memperkaya dan memperjelas
bahan ajar yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Anggaini Sudono. 1995. Alat Permainan Dan Sumber Belajar TK.
Jakarta, Depdikbud.
Badru zaman dkk. 2009. media &sumber belajar tk. Jakarta: UT (universitas terbuka )
Eliyawati,
cucu. 2005. pemilihan dan pengembangan
sumber belajar untuk anak usia dini. Jakarta: departemen pendidikan
nasional
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/lingkungan-sebagai-sumber-belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar